Ahad, 15 November 2009

KASIH SAYANG ALLAH

By : Hamba Allah
To : All

A’uzubillahiminashaitoonirrijim…
Bismillahirrahmaanirrahiim…

Alhamdulillahirabbilalamin, wasoolatuwassalam ala rasulikalamin, Asyhaduan la ilaaha illa allah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasululuh, la nabiyya ba’dah. Allahummaftah alaina hikmataka wansyuralaina minkhozaainirohmatika ya arhamarrohimin…

Laa haula walaa quwwata illa billahil adzim…
Hasbiallahu laa ilaahaillahu alaihitawakkaltu wahua rabbul arsyil kariim…

Allah berfirman dalam kitabnya, surah al-baqarah(2) ayat 195, ayat yang juga dipakai oleh sesetengah ulama’ yang membicarakan masaalah hukum merokok,
“Dan belanjakanlah hartamu dijalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, sesungguhnya allah menyukai orang yang berbuat baik”

Ikhwah dan akhawat yang dirahmati Allah sekalian, Allah amat mengasihi kita dan kerna kasih dan sayang Allah itulah kita diberikan petunjuk dan hidayahnya agar kita tetap tegar melalui hari-hari dalam kehidupan kita sehingga kini, agar kita tetap menjalankan perintahnya, agar nantinya kita akan beroleh ganjaran olehnya di syurga dan dijauhkannya dari azab neraka...

Allah amat sayang kepada kita, bahkan setelah berkali-kali kita terjatuh kedalam lubang dosa dan ma’siat tetap saja kita diberikan peluang sekali lagi unutk bertaubat, meminta maaf di atas segala dosa yang kita lakukan. Dan untuk memohon keampunan itu kita hanya perlu bermodalkan sedikit usaha, sedikit kesedaran, sedikit keinsafan dan ditambah dengan amalan... sedang kaum israil taubatnya adalah dengan membunuh diri.

Rasulullah S.A.W. bersabda:
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu dia berkata “Wahai tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan dosa, maka ampunilah aku!” Maka tuhannya berfirman, hambaku tahu bahawa dia mempunyai tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya, lalu diampuninya”, kemudian dia tetap dalam keadaannya menurut kehendak Allah. Kemudian dia melakukan dosa lain, lalu berkata “Wahai tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan dosa lain, maka ampunilah aku!”. Tuhannya berfirman, “ hambaku tahu dia mempunyai tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya, lalu diampuninya lagi”. Kemudian dia tetap dalam keadaannya menurut kehendak Allah. Kemudian dia melakukan dosa lagi lalu berkata “Wahai tuhanku sesungguhnya aku telah melakukan daso maka ampunilah aku”. Tuhannya berfirman “Hambaku tahu dia mempunyai tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya” lalu tuhannya berfirman lagi “Aku mengampuni dosa hambaku maka hendaklah dia melakukan menurut kehendaknya”.
(diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim)
Sabda Rasulullah S.A.W lagi:
“Demi tuhan yang diriku dalam genggamannya, seandai kamu tidak berdosa, nescaya Allah akan mematikan kamu kemudian Allah mendatangkan satu kaum yang melakukan dosa kemudian mereka memohon keampunan dari Allah lalu Allah mengampuni dosa mereka.
(diriwayatkan oleh Muslim)
Ikhwah dan akhawat yang dirahmati Allah, bertapa Allah menyayangi kita sehingga Allah amat ingin sekali manusia memohon keampunan dari Allah kerna dia ingin menunjukkan kesayangannya kepada hamba-hambanya.

Sehingga Rasulullah pernah bersabda:
“Allah amat suka apabila menerima taubat lebih daripada perasaan gembira kamu apabila mendapat kembali unta kamu setelah unta itu tadi hilang di tengah padang pasir yang luas”
(diriwayatkan oleh Bukhori)

Subhanallah, begitu sayangnya allah kepada kita tetapi kita manusia, hambanya sedikit sekali yang bersyukur dan berterima kasih di atas rahmat dan kasih sayang yang Allah berikan kepada kita.

Ikhwah dan Akhowat rahimakumullah, ana suka sekali untuk mengajak diri ana dan antum semua agar kita sekali lagi merenung kembali utjuan penciptaan kita di muka bumi ini, mengapakah kita sebenarnya diciptakan oleh Allah? Adakah saja-saja sahaja? Adakah cuma untuk kita berusaha mencari kehidupan yang senang, tenang dan lenang sahaja? Atau adakah kita diciptakan demi untuk menguji dimanakah antara manusia-manusia yang telah dilambakkan dengan nikmat-nikmat ini akan bersyukur diatas nikmat yang telah diberikan kepadanya?. Dan apakah soalan semudah ini antum masih memerlukan suatu perbincangan maha besar untuk mencari jawapannya?. Atau masihkah lagi manusia itu dengan alasan demi alasan?( wa kaanal insaanu aksara syai in jadala (18;54), dan sesungguhnya manusia itu makhluk yang paling banyak membantah ).

Kita hanyalah hamba, yang selayaknya hanya menerima keperluan sahja dari tuannya, tetapi tuan bagi manusia itu bukan sahaja bermurah hati memberikan pelbagai nikmat kepada hamba-hambanya, malah dia telah menunjukkan jalan keluar dari siksa, petunjuk dan jalan hidup manusia, skema jawapan yang hanya perlu diikuti, tetapi sedikit sekali manusia itu bersyukur. Sedikit sekali manusia yang melakukan sesuatu kerana tuhannya, malah sangat sedikit bilangan manusia yang mengingati tuhannya, bagaimana lagi kita hendak mengira bilangan manusia yang menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah S.W.T.

Kalian sering bersenang-senang dengan tugasan kalian sebagai hamba, bagaimana kalian hendak memohon belas ehsan dari Allah, tuhan kalian?, bagaimana pula kalian berasa tenang dengan azab neraka sedang keimanan dan amalan yang entah bagaimana hendak dikategoriskan?, bagaimana kita semua merasa tenang merasa bahgia di dalam hidup kita, atau bercita-cita mempunyai hidupan yang tenang tenteram, sejahtera bahagia, aman harmoni sedang dihadapan kita, contoh para pendahulu dijanji syurga mana yang pernah ditemui hidup tenang saja-saja? Aman tenteram saja?. Maafkan ana kalau ana salah, tapi ana bercita-cita untuk hidup dalam keributan, angin taufan yang mana akan menyusahkan diri, lalu ana tetap dalam keadaan beriman, dan diakhirat nanti boleh ana menjawab dihadapan allah, aku telah berusaha, aku cuba untuk mencontohi pendahuluku, meskipun aku kadang-kala gagal dan tersungkur, aku tetap cuba ya allah, aku tetap cuba melawan arus jahiliyyah itu dengan mengatakan rabbunallah. Aku tahu diriku tak mampu melawan ribut itu, tapi aku yakin dengan bantuanmu. Aku tahu bahwa semua amalanku itu tak layak untuk aku jadikan apa-apapun dihadapanmu kerna semua itu dilakukan dengan bersumberkan KAU ya Allah, tubuhku, akalku, ilmuku, hartaku, hidupku dan segala-galanya adalah milikmu. Maka terpulang padamu apakah kau ingin meletakkanku bersama siapa ya Allah.

Allahu Akbar ...
Allahu Akbar ...
Allahu Akbar ...

“Maka berlumba-lumbalah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan syurga yang seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang muttaqin.

Yaitu orang-orang yang berinfak di waktu lapang mahupun di waktu sempit, yaitu orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain. Dan Allah menyukai para muhsinin.

Dan mereka yang apabila melakukan kejahatan atau kedzoliman terhadap diri mereka sendiri mereka ingat kepada Allah lalu mereka memohon keampunan dari Allah dari dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat memberi keampunan selain allah? Dan mereka tidak mengulang apa yang mereka perbuatankan itu, sedang mereka mengetahui.

Mereka itu mendapat balasan berupa keampunan dari tuhan mereka dan syurga-syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka tinggal selama-lamanya didalamnya, dan itulah sebaik-baik balasan orang yang beramal”
(Surah ali-imran(3) ayat 133-136)

Ikhwah dan Akhowat yang dirahmati allah, sekali lagi ana suka untuk peringatkan diri ana sendiri seterusnya kepada kalian, bahwa yang bercakap itu mengambil suatu tanggungjawab untuk berbuat terlebih dahulu dari yang mendapat pelajaran dan yang diperingati. Allah berfirman dalam surah as-Soff(61), ayat 3, “amat besar kemarahan (kemurkaan) Allah terhadap orang yang bercakap tetapi tidak berbuat”. Bahwa ana tidak lain tidak bukan, cuma ingin mengingatkan diri ana kembali, sekaligus memperingatkan antum.

Dan yang baik itu datang dari Allah, dan yang buruk itu datang dari diri hamba yang dhoif lagi lemah ini. Dan sebenarnya semua itu datang daripada Allah (4:78-79). Mudah-mudahan kita mengambil yang baik dan meninggalkan mana yang buruk, Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan